Go Green (2): Pengelolaan Sampah Mandiri

Kalau pada part 1 kita sudah membahas langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menjaga kehijauan bumi, maka pada bagian ini kita lebih spesifik pada masalah sampah. Kenapa sampah? Karena sampah memang selalu ada, dihasilkan dari setiap kegiatan manusia. Jadi keberadaan sampah sendiri memang nggak bisa dihindari, tapi bisa DIKURANGI dan DIKENDALIKAN.

Dengan MENGURANGI 10% sampah, kita bisa mengurangi sekitar 544 kg karbon dioksida! Dengan MENDAUR ULANG setengah dari sampah rumah tangga, kita bisa mengurangi sekitar 1088 kg karbon dioksida per tahun! Wuih dashyaaatt!!

Juga harus diingat bahaya sampah kalau dibiarkan menumpuk di satu tempat:

  • Menimbulkan pencemaran, yaitu pencemaran tanah yang sangat mengganggu lahan pertanian, karena akan membawa sifat tanah tidak produktif.
  • Menimbulkan pencemaran air, jika sampah tersebut terbawa air, yang membawa akibat pendangkalan daerah aliran seperti sungai. Hal ini juga berimplikasi pada turunnya produktivitas ikan, karena akan terjadi dekomposisi yang mengurangi jumlah oksigen dalam air.
  • Menimbulkan bau yang tidak sedap.
  • Tumpukan sampah juga menjadi sarang binatang kotor, yang merupakan sumber penyakit.
  • Mengganggu keindahan.

Sebelumnya perlu digarisbawahi, bahwa PENGELOLAAN ≠ PENGOLAHAN. Kalau dalam pengelolaan sampah, yang lebih banyak dilakukan adalah bagaimana kita memilah-milah mana sampah yang masih bisa digunakan kembali, mana sampah yang bisa dijadikan kompos, mana sampah yang bisa dijual. Mungkin terlihatnya simpel ya, cuma memilah doang gitu.. eits, jangan salah teman! Lebih baik baca sampai selesai dulu deh, baru kita memutuskan gampang atau susahnya pengelolaan sampah mandiri (PSM). Oke?!

Kuliah Kerja Nyata (KKN) saya sendiri, yang dilaksanakan Agustus lalu mengambil tema ” Pemberdayaan Masyarakat Lokal dalam Pengelolaan Sampah Mandiri di Dusun Jaten Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman”. Unit KKN PSM disebar dalam 2 dusun. Satu di dusun Jaten dan satu di dusun Mlati Krajan. Saya sendiri masuk dalam sub unit jaten.

Beda wilayah beda juga program pengelolaan sampah mandiri yang diusulkan. Kalau di Jaten, dalam prosesnya, kita banyak mengadaptasi pengelolaan sampah mandiri di dusun Sukunan, Gamping, Yogyakarta.

Bagan pengelolaan sampah mandiri, semuanya berawal dari sampah rumah tangga teman..

Penjelasan gambar

  1. Pemilahan dilakukan sejak dari rumah tangga, yaitu dengan 3 kantong tempat sampah. Setiap rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya seperti sampah plastik, kertas dan kaca logam. Plastik sachet minuman, snack dan refill bisa didaur ulang menjadi kerajinan seperti tas, dompet, topi, tempat koran, dll.
  2. Sedangkan sampah organik rumah tangga dimasukkan dalam gentong/ drum komposter. Nantinya, sampah yang sudah menjadi kompos ini dapat dijual.
  3. Setelah sampah pemilahan di rumah penuh kemudian dibawa ke drum/ tong sampah sesuai jenisnya. Kemudian dari drum/ tong sampah tersebut nanti diangkut petugas dibawa ke TPS
  4. Di TPS, sampah yang sudah terkumpul disortir, packing dan dijual. Hasil penjualan untuk biaya operasional dan sisanya masuk kas kampung.

SAMPAH PLASTIK

SAMPAH KERTAS

LOGAM & KACA

  • plastik krese
  • plastik bening
  • bungkus snack
  • kemasan penyedap
  • bungkus mie
  • bungkus makan
  • dll
  • kertas HVS
  • kertas koran
  • bungkus tempe
  • bungkus rokok
  • kardus
  • bekas undangan
  • sobek-sobekan
  • bungkus makanan kertas
  • dll
  • besi
  • tembaga
  • kabel
  • kaca
  • botol plastik
  • botol kaca
  • pecahan gelas/ piring
  • seng
  • ember pecah
  • dll

(1) salah satu teman KKN jaten sedang membersihkan tong dari KIMPRASWIL untuk PSM

(2) salah satu sosialisasi sampah ke anak-anak Jaten: menyanyikan lagu sampah dengan memakai kostum sampah dan tong sampah. Lucu!!

Nah, kalau dalam KKN Jaten sendiri, proses pengelolaan sampah mandiri-nya belum sesempurna di kampung Sukunan. Ya iyalah, wong kita KKN cuma 2 bulan.. Jadi yang baru kita lakukan adalah, pengadaan fasilitas dan sosialisasi PSM kepada masyarakat Jaten (tapi belum ada TPS). Beberapa RT kita jadikan pilot project. Alhamdulillah sampai sekarang masih berjalan walaupun perkembangannya tersendat-sendat.

Yang menjadi kendala utama sebenarnya karena kebiasaan masyarakat yang sulit diubah. Kebiasaan mengubur atau membakar sampah yang selama ini dilakukan sulit untuk diubah menjadi kebiasaan memilah-milah sampah. Awalnya karena tidak terbiasa, maka kita akan merasa kerepotan kalau membuang sampah harus milih-milih dulu. Yang ini masuknya sampah plastik atau kertas ya? (hehe, peserta KKN pun kadang lupa untuk memilah sampah)

Memang nggak bisa langsung mengajak seluruh warga untuk mengubah kebiasaan. Dimulai dari beberapa orang dulu, nanti semakin banyak semakin banyak, sampai akhirnya satu kampung bisa terlibat.

Kendala lainnya, biasanya ada aja anggota masyarakat yang nyimpen sampah sendiri. Maksudnya gini, sampah-sampah seperti botol plastik minuman kalau dijual kan hasilnya lumayan tuh, nah biasanya sampah-sampah yang model begitu tidak dibuang oleh si empunya melainkan disimpan untuk dijual sendiri. Padahal kalau dijual bersama melalui TPS kan hasilnya untuk bersama juga, masuk kas juga, yang diuntungkan ya si empunya juga.. Yang seperti itu yang harus ditekankan pada semua warga.

Jadi gimana, susah atau gampang pengelolaan sampah mandiri? Awalnya terasa sulit, tapi sebenarnya simpel. Masalahnya, mau atau tidak?

Di jogja udah banyak loh yang melakukan pengelolaan sampah mandiri. Di kampus UGM pun ada beberapa jurusan yang sudah melakukan! Coba diberlakukan se-UGM ya.. kan lumayan hasilnya..

Kalau kamu mau melihat contoh pengelolaan sampah mandiri yang sudah bagus, bisa berkunjung ke kampung Sukunan. Warganya akan menyambut ramah loh..

14 Tanggapan

  1. numpang 4R buat yang berproduksi..
    * Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
    * Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
    * Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
    * Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

    cuman empat doang, tapi prakteknya…dahsyat..

  2. Terus terang, Kalau lihat perlayanan dan fasilitas yang ada dihotel-hotel mewah, kayaknya banyak banget sumber daya yang cenderung “dibuang”. Kertas tisue, air, listrik, makanan……… padahal yang menggunakan hanya segelintir orang meski memang mereka sudah bayar mahal.seh…..

  3. sampah..oh..

    susah sekali diaturnya !!

  4. saya setuju dengan anda semua…pokoknya sukses selalu

  5. saya lagi meneliti sampah dan resiko penyakit pemulung
    bahan apa saja yang perlu saya lengkapi

  6. sy setuju….
    tapi gmn caranya mengelola sampah plastik,kertas,kaca,n logam
    menjadi satu benda tapi harus ekonomis????????????
    gmn carax COBA??!!!!!!!!

  7. assalamualaikum…
    sy Guru PLH di SMA Plus YPHB kota Bogor, mohon izin kiranya mas mau tulisannya sy curi sedikit untuk di muat di blog sy. karena tulisan anda sangat sya butuhkan untuk disebarkan pada siswa-siwa saya. sebelumnya terimakasih sy ucapkan…Gi greeen…
    Save our planet ..
    let’s global cooling..

  8. aduh maaf…perempuan ya..teteh atuh..maaf ya teh sy kira penulis blog ini laki-laki peace akh…..

  9. saya sangat prihatin yang namanya sampah mengapa sebagian besar orang di kota membuang sampah di sungai padahal itu mencemari lingkungan..
    go green terus

  10. secara spesifik bagaimana mendaurulangsampahitu

  11. Assalamu alaikum. Kami dari Yayasan al-Kalam Bandung aktif dlm program peduli lingkungan. Berbagai pelatihan telah dilakukan, pernah dan sedang bermitra dgn PT. CNI Cab. Bandung, Disnaker Kab. Bandung dan dlm berbagai komunitas lainnya. Aneka produk olahan (handmade) telah dihasilkan dari berbagai limbah kemasan (plastik, alumunium foil, dus bekas, sedotan, dll), Misi kami : SAVE OUR PLANET. NO WASTE BUT MAKE EVERYTHING USEFUL.
    Bagi para pelaku bisnis, penyelenggara pendidikan, stakehorlder dan semua kalangan masyarakat mari kita selamatkan bumi kita dgn pengolahan sampah non organik yg lebih bijak. Kami siap utk melakukan pelatihan bagi yg membutuhkan instruktur kami.
    Further information:
    Ibu Endah 081322950015

  12. sukses slalu wat pengolahan sampah…………………………!!!!moga sampah2 yang ada bisa kita olah menjadi hal yang lebih bermanfaat dan berkwalitas.

  13. saya merasa salut senang& sekali dengan melihat diagram anda diatas… karena dengan begitu, mudah2an sampah di wilayah kita menjadi terurai dengan baik, tidak hanya dibuang tapi digunakan dan menghasilkan……
    BTW : bolehkah saya sebarkan kembali isi blog anda “Go Green (2): Pengelolaan Sampah Mandiri” yang ini,
    tentunya saya akan cantumkan alamat / sumber beritanya

    jika boleh tlg diberitahu lewat email saya, trims

  14. untuk teman-teman yang sudah komentar di atas, maaf nih baru buka lagi blog-nya,hehe..

    silakan aja kalau tulisan ini dirasa bermanfaat dan mau dimuat ulang..

Tinggalkan Balasan ke Agus Mardiko Batalkan balasan